Senin, 20 Oktober 2014

Kisah Nabi Nuh a.s dan pengajarannya



Kisah Nabi Nuh a.s
Nabi Nuh adalah nabi keempat sesudah Adam, Syith dan Idris dan keturunan kesembilan dari Nabi Adam. Ayahnya adalah Lamik bin Metusyalih bin Idris.
Dakwah Nabi Nuh Kepada Kaumnya
Nabi Nuh menerima wahyu kenabian dari Allah dalam masa "fatrah" masa kekosongan di antara dua rasul di mana biasanya manusia secara beransur-ansur melupakan ajaran agama yang dibawa oleh nabi yang meninggalkan mereka dan kembali bersyirik meninggalkan amal kebajikan, melakukan kemungkaran dan kemaksiatan di bawah pimpinan Iblis. Demikianlah maka kaum Nabi Nuh tidak luput dari proses tersebut, sehingga ketika Nabi Nuh datang di tengah-tengah mereka, mereka sedang menyembah berhala ialah patung-patung yang dibuat oleh tangan-tangan mereka sendiri disembahnya sebagai tuhan-tuhan yang dapat membawa kebaikan dan manfaat serta menolak segala kesengsaraan dan kemalangan.berhala-berhala yang dipertuhankan dan menurut kepercayaan mereka mempunyai kekuatan dan kekuasaan ghaib ke atas manusia itu diberinya nama-nama yang silih berganti menurut kehendak dan selera ke****an mereka.Kadang-kadang mereka namakan berhala mereka " Wadd " dan " Suwa " kadangkala " Yaguts " dan bila sudah bosan digantinya dengan nama " Yatuq " dan " Nasr ".
Nabi Nuh berdakwah kepada kaumnya yang sudah jauh tersesat oleh iblis itu, mengajak mereka meninggalkan syirik dan penyembahan berhala dan kembali kepada tauhid menyembah Allah Tuhan sekalian alam melakukan ajaran-ajaran agama yang diwahyukan kepadanya serta meninggalkan kemungkaran dan kemaksiatan yang diajarkan oleh Syaitan dan Iblis. Nabi Nuh menarik perhatian kaumnya agar melihat alam semesta yang diciptakan oleh Allah berupa langit dengan matahari, bulan dan bintang-bintang yang menghiasinya, bumi dengan kekayaan yang ada di atas dan di bawahnya, berupa tumbuh-tumbuhan dan air yang mengalir yang memberi kenikmatan hidup kepada manusia, pengantian malam menjadi siang dan sebaliknya yang kesemua itu menjadi bukti dan tanda nyata akan adanya keesaan Tuhan yang harus disembah dan bukan berhala-berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.Di samping itu Nabi Nuh juga memberitakan kepada mereka bahwa akan ada gajaran yang akan diterima oleh manusia atas segala amalannya di dunia iaitu syurga bagi amalan kebajikan dan neraka bagi segala pelanggaran terhadap perintah agama yang berupa kemungkaran dan kemaksiatan.
Nabi Nuh yang dikurniakan Allah dengan sifat-sifat yang patut dimiliki oleh seorang nabi, fasih dan tegas dalam kata-katanya, bijaksana dan sabar dalam tindak-tanduknya melaksanakan tugas risalahnya kepada kaumnya dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dengan cara yang lemah lembut mengetuk hati nurani mereka dan kadang kala dengan kata-kata yang tajam dan nada yang kasar bila menghadapi pembesar-pembesar kaumnya yang keras kepala yang enggan menerima hujjah dan dalil-dalil yang dikemukakan kepada mereka yang tidak dapat mereka membantahnya atau mematahkannya.
Akan tetapi walaupun Nabi Nuh telah berusaha sekuat tanaganya berdakwah kepda kaumnya dengan segala kebijaksanaan, kecekapan dan kesabaran dan dalam setiap kesempatan, siang mahupun malam dengan cara berbisik-bisik atau cara terang dan terbuka terbyata hanya sedikit sekali dari kaumnya yang dpt menerima dakwahnya dan mengikuti ajakannya, yang menurut sementara riwayat tidak melebihi bilangan seratus orang Mereka pun terdiri dari orang-orang yang miskin berkedudukan sosial lemah. Sedangkan orang yang kaya-raya, berkedudukan tingi dan terpandang dalam masyarakat, yang merupakan pembesar-pembesar dan penguasa-penguasa tetap membangkang, tidak mempercayai Nabi Nuh mengingkari dakwahnya dan sesekali tidak merelakan melepas agamanya dan kepercayaan mereka terhadap berhala-berhala mereka, bahkan mereka berusaha dengan mengadakan persekongkolan hendak melumpuhkan dan mengagalkan usaha dakwah Nabi nuh.
Berkata mereka kepada Nabi Nuh:"Bukankah engkau hanya seorang daripada kami dan tidak berbeda drp kami sebagai manusia biasa. Jikalau betul Allah akan mengutuskan seorang rasul yang membawa perintah-Nya, nescaya Ia akan mengutuskan seorang malaikat yang patut kami dengarkan kata-katanya dan kami ikuti ajakannya dan bukan manusia biasa seperti engkau hanya dpt diikuti orang-orang rendah kedudukan sosialnya seperti para buruh petani orang-orang yang tidak berpenghasilan yang bagi kami mereka seperti sampah masyarakat.Pengikut-pengikutmu itu adalah orang-orang yang tidak mempunyai daya fikiran dan ketajaman otak, mereka mengikutimu secara buta tuli tanpa memikirkan dan menimbangkan masak-masak benar atau tidaknya dakwah dan ajakanmu itu. Cuba agama yang engkau bawa dan ajaran -ajaran yang engkau sadurkan kepada kami itu betul-betul benar, nescaya kamilah dulu mengikutimu dan bukannya orang-orang yang mengemis pengikut-pengikutmu itu. kami sebagai pemuka-pemuka masyarakat yang pandai berfikir, memiliki kecerdasan otak dan pandangan yang luas dan yang dipandang masyarakat sebagai pemimpin-pemimpinnya, tidaklah mudak kami menerima ajakanmu dan dakwahmu.Engkau tidak mempunyai kelebihan di atas kami tentang soaL-soal kemasyarakatan dan pergaulan hidup.kami jauh lebih pandai dan lebih mengetahui drpmu tentang hal itu semua.nya.Anggapan kami terhadapmu, tidak lain dan tidak bukan, bahawa engkau adalh pendusta belaka."

Nuh berkata, menjawab ejekan dan olok-olokan kaumnya:"Adakah engkau mengira bahwa aku dpt memaksa kamu mengikuti ajaranku atau mengira bahwa aku mempunyai kekuasaan untuk menjadikan kamu orang-orang yang beriman jika kamu tetap menolak ajakan ku dan tetap membuta-tuli terhadap bukti-bukti kebenaran dakwahku dan tetap mempertahakan pendirianmu yang tersesat yang diilhamkan oleh kesombongan dan kecongkakan karena kedudukan dan harta-benda yang kamu miliki.Aku hanya seorang manusia yang mendpt amanat dan diberi tugas oleh Allah untuk menyampaikan risalah-Nya kepada kamu. Jika kamu tetap berkeras kepala dan tidak mahu kembali ke jalan yang benar dan menerima agama Allah yang diutuskan-Nya kepada ku maka terserahlah kepada Allah untuk menentukan hukuman-Nya dan gajaran-Nya keatas diri kamu. Aku hanya pesuruh dan rasul-Nya yang diperintahkan untuk menyampaikan amanat-Nya kepada hamba-hamba-Nya. Dialah yang berkuasa memberi hidayah kepadamu dan mengampuni dosamu atau menurunkan azab dan seksaan-Nya di atas kamu sekalian jika Ia kehendaki.Dialah pula yang berkuasa menurunkan seksa danazab-nya di dunia atau menangguhkannya sampai hari kemudian. Dialah Tuhan pencipta alam semesta ini, Maha Kuasa ,Maha Mengetahui, maha pengasih dan Maha Penyayang.".
Kaum Nuh mengemukakan syarat dengan berkata:"Wahai Nuh! Jika engkau menghendaki kami mengikutimu dan memberi sokongan dan semangat kepada kamu dan kepada agama yang engkau bawa, maka jauhkanlah para pengikutmu yang terdiri dari orang-orang petani, buruh dan hamaba-hamba sahaya itu. Usirlah mereka dari pengaulanmu karena kami tidak dpt bergaul dengan mereka duduk berdampingan dengan mereka mengikut cara hidup mereka dan bergabung dengan mereka dalam suatu agama dan kepercayaan. Dan bagaimana kami dpt menerima satu agama yang menyamaratakan para bangsawan dengan orang awam, penguasa dan pembesar dengan buruh-buruhnya dan orang kaya yang berkedudukan dengan orang yang miskin dan papa."
Nabi Nuh menolak pensyaratan kaumnya dan berkata:"Risalah dan agama yang aku bawa adalah untuk semua orang tiada pengecualian, yang pandai mahupun yang ****, yang kaya mahupun miskin, majikan ataupun buruh ,diantara peguasa dan rakyat biasa semuanya mempunyai kedudukan dan tempat yang sama trehadap agama dan hukum Allah. Andai kata aku memenuhi pensyaratan kamu dan meluluskan keinginanmu menyingkirkan para pengikutku yang setia itu, maka siapakah yang dpt ku harapkan akan meneruskan dakwahku kepada orang ramai dan bagaimana aku sampai hati menjauhkan drpku orang-orang yang telah beriman dan menerima dakwahku dengan penuh keyakinan dan keikhlasan di kala kamu menolaknya serta mengingkarinya, orang-orang yang telah membantuku dalam tugasku di kala kamu menghalangi usahaku dan merintangi dakwahku. Dan bagaimanakah aku dpt mempertanggungjawabkan tindakan pengusiranku kepada mereka terhadap Allah bila mereka mengadu bahawa aku telah membalas kesetiaan dan ketaatan mereka dengan sebaliknya semata-mata untuk memenuhi permintaanmu dan tunduk kepada pensyaratanmu yang tidak wajar dan tidak dpt diterima oleh akal dan fikiran yang sihat. Sesungguhnay kamu adalah orang-orang yang **** dan tidak berfikiran sihat.
Pada akhirnya, karena merasa tidak berdaya lagi mengingkari kebenaran kata-kata Nabi Nuh dan merasa kehabisan alasan dan hujjah untuk melanjutkan dialog dengan beliau, maka berkatalah mereka:"Wahai Nabi Nuh! Kita telah banyak bermujadalah dan berdebat dan cukup berdialog serta mendengar dakwahmu yang sudah menjemukan itu. Kami tetap
tidak akan mengikutimu dan tidak akan sesekali melepaskan kepercayaan dan adat-istiadat kami sehingga tidak ada gunanya lagi engkau mengulang-ulangi dakwah dan ajakanmu dan bertegang lidah dengan kami. datangkanlah apa yang engkau benar-benar orang yang menepati janji dan kata-katanya. Kami ingin melihat kebenaran kata-katamu dan ancamanmu dalam kenyataan. Karena kami masih tetap belum mempercayaimu dan tetap meragukan dakwahmu."
Nabi Nuh Berputus Asa Dari Kaumnya
Nabi Nuh berada di tengah-tengah kaumnya selama sembilan ratus lima puluh tahun berdakwah menyampaikan risalah Tuhan, mengajak mereka meninmggalkan penyembahan berhala dan kembali menyembah dan beribadah kepada Allah Yang maha Kuasa memimpin mereka keluar dari jalan yang sesat dan gelap ke jalan yang benar dan terang, mengajar mereka hukum-hukum syariat dan agama yang diwahyukan oleh Allah kepadanya, mangangkat darjat manusia yang tertindas dan lemah ke tingak yang sesuai dengan fitrah dan qudratnya dan berusaha menghilangkan sifat-sifat sombong dan bongkak yang melekat pd para pembesar kaumnya dan medidik agar mereka berkasih sayang, tolong-menolong diantara sesama manusia. Akan tetapi dalam waktu yang cukup lama itu, Nabi Nuh tidak berhasil menyedarkan an menarik kaumnya untuk mengikuti dan menerima dakwahnya beriman, bertauhid dan beribadat kepada Allah kecuali sekelompok kecil kaumnya yang tidak mencapai seramai seratus orang, walaupun ia telah melakukan tugasnya dengan segala daya-usahanya dan sekuat tenaganya dengan penuh kesabaran dan kesulitan menghadapi penghinaan, ejekan dan cercaan makian kaumnya, karena ia mengharapkan akan dtg masanya di mana kaumnya akan sedar diri dan dtg mengakui kebenarannya dan kebenaran dakwahnya. Harapan Nabi Nuh akan kesedaran kaumnya ternyata makin hari makin berkurangan dan bahawa sinar iman dan takwa tidak akan menebus ke dalam hati mereka yang telah tertutup rapat oleh ajaran dan bisikan Iblis. Hal mana Nabi Nuh berupa berfirman Allah yang bermaksud:
"Sesungguhnya tidak akan seorang drp kaumnya mengikutimu dan beriman kecuali mereka yang telah mengikutimu dan beriman lebih dahulu, maka jgnlah engkau bersedih hati karena apa yang mereka perbuatkan." Dengan penegasan firman Allah itu, lenyaplah sisa harapan Nabi Nuh dari kaumnya dan habislah kesabarannya. Ia memohon kepada Allah agar menurunkan Azab-Nya di atas kaumnya yang berkepala batu seraya berseru:"Ya Allah! Jgnlah Engkau biarkan seorang pun drp orang-orang kafir itu hidup dan tinggal di atas bumi ini. Mareka akan berusaha menyesatkan hamba-hamba-Mu, jika Engkau biarkan mereka tinggal dan mereka tidak akan melahirkan dan menurunkan selain anak-anak yang berbuat maksiat dan anak-anak yang kafir spt.mereka."
Doa Nabi Nuh dikalbulkan oleh Allah dan permohonannya diluluskan dan tidak perlu lagi menghiraukan dan mempersoalkan kaumnya, karena mereka itu akan menerima hukuman Allah dengan mati tenggelam.
Nabi Nuh Membuat Kapal
Setelah menerima perintah Allah untuk membuat sebuah kapal, segeralah Nabi Nuh
mengumpulkan para pengikutnya dan mulai mereka mengumpulkan bhn yang diperlukan untuk maksud tersebut, kemudian dengan mengambil tempat di luar dan agak jauh dari kota dan keramaiannya mereka dengan rajin dan tekun bekerja siang dan malam menyelesaikan pembinaan kapal yang diperintahkan itu. Walaupun Nabi Nuh telah menjauhi kota dan masyarakatnya, agar dpt bekerja dengan tenang tanpa gangguan bagi menyelesaikan pembinaan kapalnya namun ia tidak luput dari ejekan dan cemuhan kaumnya yang kebetulan atau sengaja melalui tempat kerja membina kapal itu. Mereka mengejek dan mengolok-olk dengan mengatakan:"Wahai Nuh! Sejak bila engkau telah menjadi tukang kayu dan pembuat kapal?Bukankah engkau seorang nabi dan rasul menurut pengakuanmu, kenapa sekarang menjadi seorang tukang kayu dan pembuat kapal.Dan kapal yang engkau buat itu di tempat yang jauh dari air ini adalah maksudmu untuk ditarik oleh kerbau ataukah mengharapkan angin yang ankan menarik kapalmu ke laut?"Dan lain-lain kata ejekan yang diterima oleh Nabi Nuh dengan sikap dingin dan tersenyum seraya menjawab:"Baiklah tunggu saja saatnya nanti, jika kamu sekrg mengejek dan mengolok-olok kami maka akan tibalah masanya kelak bg kami untuk mengejek kamu dan akan kamu ketahui kelak untuk apa kapal yang kami siapkan ini.Tunggulah saatnya azab dan hukuman Allah menimpa atas diri kamu."
Setelah selesai pekerjaan pembuatan kapal yang merupakan alat pengangkutan laut pertama di dunia, Nabi Nuh menerima wahyu dari Allah:"Siap-siaplah engkau dengan kapalmu, bila tiba perintah-Ku dan terlihat tanda-tanda drp-Ku maka segeralah angkut bersamamu di dalam kapalmu dan kerabatmu dan bawalah dua pasang dari setiap jenis makhluk yang ada di atas bumi dan belayarlah dengan izin-Ku." Kemudian tercurahlah dari langit dan memancur dari bumi air yang deras dan dahsyat yang dalam sekelip mata telah menjadi banjir besar melanda seluruh kota dan desa menggenangi daratan yang rendah mahupun yang tinggi sampai mencapai puncak bukit-bukit sehingga tiada tempat berlindung dari air bah yang dahsyat itu kecuali kapal Nabi Nuh yang telah terisi penuh dengan para orang mukmin dan pasangan makhluk yang diselamatkan oleh Nabi Nuh atas perintah Allah.
Dengan iringan"Bismillah majraha wa mursaha"belayarlah kapal Nabi Nuh dengan lajunya menyusuri lautan air, menentang angin yang kadang kala lemah lembut dan kadang kala ganas dan ribut. Di kanan kiri kapal terlihatlah orang-orang kafir bergelut melawan gelombang air yang menggunung berusaha menyelamat diri dari cengkaman maut yang sudah sedia menerkam mereka di dalam lipatan gelombang-gelombang itu. Tatkala Nabi Nuh berada di atas geladak kapal memperhatikan cuaca dan melihat-lihat orang-orang kafir dari kaumnya sedang bergelimpangan di atas permukaan air, tiba-tiba terlihatlah olehnya tubuh putera sulungnya yang bernama "Kan'aan" timbul tenggelam dipermainkan oleh gelombang yang tidak menaruh belas kasihan kepada orang-orang yang sedang menerima hukuman Allah itu. Pada saat itu, tanpa disadari, timbullah rasa cinta dan kasih sayang seorang ayah terhadap putera kandungnya yang berada dalam keadaan cemas menghadapi maut ditelan gelombang.
Nabi Nuh secara spontan, terdorong oleh suara hati kecilnya berteriak dengan sekuat suaranya memanggil puteranya:Wahai anakku! Datanglah kemari dan gabungkan dirimu bersama keluargamu. Bertaubatlah engkau dan berimanlah kepada Allah agar engkau selamat dan terhindar dari bahaya maut yang engkau menjalani hukuman Allah." Kan'aan, putera Nabi Nuh, yang tersesat dan telah terkena racun rayuan syaitan dan hasutan

kaumnya yang sombong dan keras kepala itu menolak dengan keras ajakan dan panggilan ayahnya yang menyayanginya dengan kata-kata yang menentang:"Biarkanlah aku dan pergilah, jauhilah aku, aku tidak sudi berlindung di atas geladak kapalmu aku akan dapat menyelamatkan diriku sendiri dengan berlindung di atas bukit yang tidak akan dijangkau oleh air bah ini."
Nuh menjawab:"Percayalah bahawa tempat satu-satunya yang dapat menyelamatkan engkau ialah bergabung dengan kami di atas kapal ini. Masa tidak akan ada yang dapat melepaskan diri dari hukuman Allah yang telah ditimpakan ini kecuali orang-orang yang memperolehi rahmat dan keampunan-Nya." Setelah Nabi Nuh mengucapkan kata-katanya tenggelamlah Kan'aan disambar gelombang yang ganas dan lenyaplah ia dari pandangan mata ayahnya, tergelincirlah ke bawah lautan air mengikut kawan-kawannya dan pembesar-pembesar kaumnya yang durhaka itu.
Nabi Nuh bersedih hati dan berdukacita atas kematian puteranya dalam keadaan kafir tidak beriman dan belum mengenal Allah. Beliau berkeluh-kesah dan berseru kepada Allah:"Ya Tuhanku, sesungguhnya puteraku itu adalah darah dagingku dan adalah bahagian dari keluargaku dan sesungguhnya janji-Mu adalha janji benar dan Engkaulah Maha Hakim yang Maha Berkuasa."Kepadanya Allah berfirman:"Wahai Nuh! Sesungguhnya dia puteramu itu tidaklah termasuk keluargamu, karena ia telah menyimpang dari ajaranmu, melanggar perintahmu menolak dakwahmu dan mengikuti jejak orang-orang yang kafir drp kaummu.Coretlah namanya dari daftar keluargamu.Hanya mereka yang telah menerima dakwahmu mengikuti jalanmu dan beriman kepada-Ku dpt engkau masukkan dan golongkan ke dalam barisan keluargamu yang telah Aku janjikan perlindungannya danterjamin keselamatan jiwanya.Adapun orang-orang yang mengingkari risalah mu, mendustakan dakwahmu dan telah mengikuti hawa nafsunya dan tuntutan Iblis, pastilah mereka akan binasa menjalani hukuman yang telah Aku tentukan walau mereka berada dipuncak gunung. Maka janganlah engkau sesekali menanyakan tentang sesuatu yang engkau belum ketahui. Aku ingatkan janganlah engkau sampai tergolong ke dalam golongan orang-orang yang ****."
Nabi Nuh sedar segera setelah menerima teguran dari Allah bahwa cinta kasih sayangnya kepada anaknya telah menjadikan ia lupa akan janji dan ancaman Allah terhadap orang-orang kafir termasuk puteranya sendiri. Ia sedar bahawa ia tersesat pd saat ia memanggil puteranya untuk menyelamatkannya dari bencana banjir yang didorong oleh perasaan naluri darah yang menghubungkannya dengan puteranya padahal sepatutnya cinta dan taat kepada Allah harus mendahului cinta kepada keluarga dan harta-benda. Ia sangat sesalkan kelalaian dan kealpaannya itu dan menghadap kepada Allah memohon ampun dan maghfirahnya dengan berseru:"Ya Tuhanku aku berlindung kepada-Mu dari godaan syaitan yang terlaknat, ampunilah kelalaian dan kealpaanku sehingga aku menanyakan sesuatu yang aku tidak mengetahuinya. Ya Tuhanku bila Engkau tidak memberi ampun dan maghfirah serta menurunkan rahmat bagiku, nescaya aku menjadi orang yang rugi."
Setelah air bah itu mencapai puncak keganasannya dan habis binasalah kaum Nuh yang kafir dan zalim sesuai dengan kehendak dan hukum Allah, surutlah lautan air diserap bumi kemudian bertambatlah kapal Nuh di atas bukit " Judie " dengan iringan perintah Allah kepada Nabi Nuh:"Turunlah wahai Nuh ke darat engkau dan para mukmin yang
menyertaimu dengan selamat dilimpahi barakah dan inayah dari sisi-Ku bagimu dan bagi umat yang menyertaimu."
Pengajaran Dari Kisah Nabi Nuh A.S.
Bahawasanya hubungan antara manusia yang terjalin karena ikatan persamaan kepercayaan atau penamaan aqidah dan pendirian adalah lebih erat dan lebih berkesan drp hubungan yang terjalin karena ikatan darah atau kelahiran. Kan'aan yang walaupun ia adalah anak kandung Nabi Nuh, oleh Allah s.w.t. dikeluarkan dari bilangan keluarga ayahnya karena ia menganut kepercayaan dan agama berlainan dengan apa yang dianut dan didakwahkan oleh ayahnya sendiri, bahkan ia berada di pihak yang memusuhi dan menentangnya.
Maka dalam pengertian inilah dapat difahami firman Allah dalam Al-Quran yang bermaksud:"Sesungguhnya para mukmin itu adalah bersaudara." Demikian pula hadis Rasulullah s.a.w.yang bermaksud:"Tidaklah sempurna iman seseorang kecuali jika ia menyintai saudaranya yang beriman sebagaimana ia menyintai dirinya sendiri."Juga peribahasa yang berbunyi:"Adakalanya engkau memperolehi seorang saudara yang tidak dilahirkan oleh ibumu."

My profil :)

Assalamualaikum
  Halo! perkenalkan namaku Raihan Nagar Rinaldi,pemilik sekaligus penulis blog ini,
sekarang umurku masih 14 tahun.aku tinggal di Ciamis,Jawa Barat,agamaku Islam,tujuanku membuat blog ini hanya untuk membagi apa yang ku ketahui.
  Supaya bisa lebih dekat denganku ayo add media sosial ku :
Facebook :  Raihan Nagar Rinaldi
Twitter     :  @RaihanNagarRin1
Skype      : Raihan.nepacis

Aku ucapkan terima kasih kepada sahabat dan teman-teman yang telah mengunjungi blog ku ini,jangan sungkan untuk berkomentar!

Wassalamualaikum

Lagu-lagu penyemangat hari & hidupmu

Assalamualaikum

Lagu-lagu ini bila di resapi sangatlah menakjubkan!lagu-lagu ini dapat membuat hidupmu juga hari-harimu lebih berarti,bebas dan menyenangkan! langsung saja,ini dia 5 lagu penyemangat hari dan hidupmu :

1.Julie Fowlis - Touch The Sky
   Lagu ini di pakai sebagai soundtrack di film Brave,lagu ini tergolong lagu yang pendek dengan kata-kata yang sederhana namun mendalam,yang pastinya akan membuat hidupmu lebih berarti.

2.Maroon 5 ft.Christina - Moves Like Jagger
   Lagu ini memang lagu lama namun tetap enak di dengar,cobalah untuk memutar lagu ini di pagi hari dan bayangkan hal menyenangkan yang akan kamu lakukan hari itu,Happy !

3.Colbie Caillat - I do
   Lagu ini bisa membuatmu "fly" !!! sangat enak mendengar lagu ini,cobalah!

4.Demi Lovato - Let It Go
   Siapa yang tak kenal dengan lagu ini?lagu ini tengah populer karena di jadikannya sebagai soundtrack film Frozen,lagu ini membuat hidupmu lebih berarti dan bebas,cobalah!

5.Bruno Mars - The Lazy Song
   Lagu ini enak di dengar di mana pun,santai dan membuat hari-hari mu ceria bersemangat!

Wassalamualaikum

Minggu, 19 Oktober 2014

Macam-macam ukuran kertas



1.  Kertas Ukuran Seri A
Kertas dengan ukuran seri A ini sering
digunakan untuk kegiatan Perkantoran, untuk
Percetakan, dan untuk Penerbitan, juga untuk
kegiatan Perkuliahan.
A0 = 84,1cm x 118,9cm
A1 = 59,4cm x 84,1cm
A2 = 42,0cm x 59,4cm
A3 = 29,7cm x 42,0cm
A3+ = 31,8cm x 48,0cm
A4 = 21,0cm x 29,7cm
A5 = 14,8cm x 21,0cm
A6 = 10,5cm x 14,8cm
A7 = 7,4cm x 10,5cm
A8 = 5,2cm x 7,4cm
A9 = 3,7cm x 5,2cm
A10 = 2,6cm x 3,7cm

2.  Kertas Ukuran Seri B
Ukuran kertas putih Seri B biasa digunakan
untuk Poster dan Lukisan Dinding.
B0 = 100,0cm x 141,4cm
B1 = 70,7cm x 100,0cm
B2 = 50,0cm x 70,7cm
B3 = 35,3cm x 500cm
B4 = 25,0cm x 35,3cm
B5 = 17,6cm x 25,0cm
B6 = 12,5cm x 17,6cm
B7 = 8,8cm x 12,5cm
B8 = 6,2cm x 8,8cm
B9 = 4,4cm x 6,2cm
B10 = 3,1cm x 4,4cm

3.  Kertas Ukuran Seri C
Ukuran kertas ini biasa digunakan untuk Map,
Kartu Pos, dan Amplop
C0 = 91,7cm x 129,7cm
C1 = 64,8cm x 91,7cm
C2 = 45,8cm x 64,8cm
C3 = 32,4cm x 45,8cm
C4 = 22,9cm x 32,4cm
C5 = 16,2cm x 22,9cm
C6 = 11,4cm x 16,2cm
C7 = 8,1cm x 11,4cm
C8 = 5,7cm x 8,1cm

4.  Kertas Ukuran Seri R
Ukuran ini biasa digunakan untuk Kertas Jenis
Foto untuk mencetak foto.
2R = 6,0cm x 9,0cm
3R = 8,9cm x 12,7cm
4R = 10,2cm x 15,2cm
5R = 12,7cm x 17,8cm
6R = 15,2cm x 20,3cm
8R = 20,3cm x 25,4cm
8R+ = 20,3cm x 30,5cm
10R = 25,4cm x 30,5cm
10R+ = 25,4cm x 38,1cm
11R = 27,9cm x 35,6cm
11R+ = 27,9cm x 43,2cm
12R = 30,5cm x 38,1cm
12R+ = 30,5cm x 46,5cm

5.  Kertas Ukuran Seri F
Biasa digunakan untuk Fotokopi dan
Perkantoran. Yang paling sering digunakan
adalah F4 atau orang lebih suka menyebutnya
Folio.

F4 /Folio = 21,5cm x 33,0cm

Ilmu Tadjwid



1. HUKUM NUN MATI
- Izh-har Halqi, yaitu pembacaan nun mati atau
tanwin yang sesuai makhroj-nya (tidak di-ghunnah-
kan) apabila bertemu dengan salah satu huruf izhhar.
Huruf-huruf izhhar adalah : ﺀ ـ ﺓ ـ ﻉ ـ ﺡ ـ ﻍ ـ ﺥ
Contoh-contoh izhhar:
ﻣﻦ ﻫﺎﺩ ـ ﻣﻦ ﻋﻠﻢ ـ ﻋﻴﻦ ﺀﺍﻧﻴﺔ ـ ﻓﺮﻳﻘﺎ ﻫﺪﻯ ـ
ﻳﻨﻬﻮﻥ ـ ﺃﻧﻌﻤﺖ
- Idgham, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin
secara lebur ketika bertemu huruf-huruf idgham, atau
pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang di-
tasydid-kan. Ketentuan ini berlaku ketika pertemuan
nun mati dengan huruf idgham dalam dua kata yang
terpisah. Idgham dibagi dua yaitu:
> Idgham bil ghunnah atau maal ghunnah (yang harus
digunakan)
> Idgham bila ghunnah (yang tidak boleh digunakan)
Huruf-huruf idgham bil ghunnah : ﻱ ـ ﻥ ـ ﻡ ـ ﻭ
Huruf-huruf idgham bila ghunnah : ﻝ ـ ﺭ
Contoh-contoh idgham :
ﺃﻥ ﻳﻀﺮﺏ ـ ﺧﻴﺮﺍ ﻳﺮﺍﻩ ـ ﻣﺎﻻ ﻟﺒﺪﺍ ـ ﺃﻥ ﻟﻢ
Dikecualikan empat kata yang tidak boleh dibaca sesuai
dengan kaidah ini, karena pertemuan nun mati dengan
huruf idgham dalam satu kata. Cara membacanya harus
jelas dan disebut izhhar muthlaq, yaitu:
ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ـ ﺑﻨﻴﺎﻥ ـ ﻗﻨﻮﺍﻥ ـ ﺻﻨﻮﺍﻥ
- Iqlab, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin yang
bertemu dengan huruf ba yang berubah menjadi mim dan
disertai dengan ghunnah.
Contoh-contoh iqlab: ﺃﻥ ﺑﻮﺭﻙ ـ ﻳﻨﺒﻮﻉ ـ ﺳﻤﻴﻊ ﺑﺼﻴﺮ
- Ikhfa Haqiqi, yaitu pengucapan nun mati atau
tanwin ketika bertemu dengan huruf-huruf ikhfa
memiliki sifat antara izhhar dan idgham dengan disertai
ghunnah. Huruf-huruf ikhfa berjumlah 15, yaitu:
ﺹ ـ ﺫ ـ ﺙ ـ ﻙ ـ ﺝ ـ ﺵ ـ ﻕ ـ ﺱ ـ ﺩ ـ ﻁ ـ ﺯ ـ ﻑ
ـ ﺕ ـ ﺽ ـ ﻅ
Contoh ikhfa haqiqi: ﻣﻦ ﺻﻴﺎﻡ ـ ﻓﺎﻧﺼﺮﻧﺎ ـ ﻣﺎﺀ ﺛﺠﺎﺟﺎ
ـ ﻗﻮﻻ ﺳﺪﻳﺪﺍ
2. HUKUM MIM MATI
- Ikhfa Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu
dengan ba. Cara pengucapannya mim tampak samar
(bibir tanpa ditekan kuat) disertai dengan ghunnah.
Contoh: ﺗﺮﻣﻴﻬﻢ ﺑﺤﺠﺎﺭﺓ
- Idgham Mitslain, atau idgham mimi yaitu apabila mim
mati bertemu dengan mim. Cara pengucapannya harus
disertai dengan ghunnah.
Contoh: ﺇﻧﻬﺎ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻣﺆﺻﺪﺓ
- Izh-har Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu
dengan selain huruf mim dan ba. Cara pengucapannya
adalah mim harus dibaca jelas, harus tampak jelas tanpa
ghunnah, terutama ketika bertemu dengan fa dan waw.
Sedikitpun mim tidak boleh terpengaruh makhroj fa dan
waw walaupun makhrojnya berdekatan/sama. Contoh:
ﺃﻟﻢ ﺗﺮ ﻛﻴﻒ ـ ﻫﻢ ﻓﻴﻬﺎ ﺧﺎﻟﺪﻭﻥ
3. HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID
Setiap mim dan nun yang bertasydid wajib dighunnahkan.
Ketika membaca mim yang bertasydid cara membacanya
bibir harus merapat dengan sempurna, dan ketika
membaca nun yang bertasydid ujung lidah harus
menempel pada makhroj nun dengan sempurna/kuat.
Contoh:
ﻋﻢ ﻳﺘﺴﺎﺀﻟﻮﻥ ـ ﻓﺄﻣﻪ ﻫﺎﻭﻳﺔ ـ ﻳـﺄﻳﻬﺎﺍﻟﻤﺰﻣﻞ
4. HUKUM LAM TARIF (ALIF LAM)
Berdasarkan cara pembacaannya ini, alif lam dibagi
menjadi dua macam :
- Alif Lam Qamariyah, yakni alif lam harus dibaca
jelas ketika menghadapi huruf-huruf berikut: ﺀ ـ ﺏ ـ ﻍ
ـ ﺡ ـ ﺝ ـ ﻙ ـ ﻭ ـ ﺥ ـ ﻑ ـ ﻉ ـ ﻕ ـ ﻱ ـ ﻡ ـ ﻩ
Contoh : ﺍﻟﺨﺎﻟﻖ ـ ﺍﻟﻌﻠﻢ ـ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ـ ﺍﻟﻤﺮﺟﺎﻥ ـ ﺍﻟﺠﻨﺔ
- Alif Lam Syamsiyah, yakni alif lam harus dibaca
idgham (masuk ke dalam huruf berikutnya) apabila
bertemu dengan huruf-huruf berikut:
ﻁ ـ ﺙ ـ ﺹ ـ ﺭ ـ ﺕ ـ ﺽ ـ ﺫ ـ ﻥ ـ ﺩ ـ ﺱ ـ ﻅ ـ ﺯ
ـ ﺵ ـ ﻝ
Contoh: ﺍﻟﻨﻮﺭ ـ ﺍﻟﺪﻳﻦ ـ ﺍﻟﺼﻼﺓ ـ ﺍﻟﻠﻴﻞ
5. HUKUM MAD
Mad adalah memanjangkan lama suara ketika
mengucapkan huruf mad. Huruf mad ada tiga yaitu :
- ﻭ (waw sukun) yang huruf sebelumnya berharokat
dhommah.
- ﻱ (ya sukun) yang huruf sebelumnya berharokat
kasrah.
- ﺍ (alif) yang huruf sebelumnya berharakat fat-hah.
Contoh: ﻧﻮﺣﻴـﻬـﺎ
Mad secara umum terbagi menjadi dua, yaitu Mad Ashli
dan Mad Fari.
I. Adapun pembagian mad Ashli adalah sebagai berikut:
a. Mad Thabii, yaitu mad yang tidak terpengaruhi oleh
sebab hamzah atau sukun, tetapi didalamnya ada salah
satu huruf mad yang tiga; alif, ya, waw. Contoh: ﺇﻳﺎﻙ
ﻳﺪﺧﻠﻮﻥ ﻓﻲ ﺟﻴﺪﻫﺎ
b. Mad Badal, yaitu apabila terdapat hamzah bertemu
dengan mad. Panjangnya 2 harakat.
Contoh: ﺃﻭﺗﻲ ﺀﺍﺩﻡ ﺇﻳﻤﺎﻥ ﺍﻳﺘﻮﻧﻲ
c. Mad Iwadh, yaitu berhenti pada huruf yang
bertanwin fat-hah. Panjangnya 2 harakat. Catatan:
Huruf Hamzah yang bertanwin fat-hah terkadang
disudahi dengan alif, atau terkadang didahului alif, cara
membaca tetap sama 2 harakat. Dan pengecualian
berhenti pada Ta Marbuthah yang bertanwin fat-hah
cara membacanya ta harus mati dan berubah menjadi
Ha.
Contoh: ﻋﻠﻴﻤﺎ ﺣﻜﻴﻤﺎ ﻏﻔﻮﺭﺍ ﺭﺣﻴﻤﺎ ﻟﻴﺴﻮﺍ
ﺳﻮﺍﺀ ﺟﺰﺀﺍ
d. Mad Tamkin, yaitu apabila terdapat ya bertasydid
bertemu dengan ya sukun. Panjangnya 2 harakat.
Contoh: ﻭﺇﺫﺍ ﺣﻴﻴﺘﻢ ﻓﻲ ﺍﻷﻣﻴﻴﻦ
e. Mad Shilah Qashirah, yaitu apabila terdapat ha
dhamir (bunyi hu atau hi) bertemu dengan selain
hamzah. Panjangnya 2 harakat.
Contoh: ﻭﺍﻣﺮﺃﺗﻪ ﺣﻤﺎﻟﺔ ﺍﻟﺤﻄﺐ ﻻ ﺗﺄﺧﺬﻩ ﺳﻨﺔ ﻭﻻ
ﻧﻮﻡ
Keterangan:
- Ha dhamir tidak dibaca panjang 2 harakat apabila
salah satu huruf sesudah atau sebelumnya mati. Kecuali
ayat 69 didalam surah Al-Furqan, yaitu:
ﻭﻳﺨﻠﺪ ﻓﻴﻪ ﻣﻬﺎﻧﺎ maka ha dibaca panjang 2 harakat
walaupun sebelumnya didahului huruf mati. Mad ini
disebut Mad Al-Mubalaghah.
- Selain ha dhamir tidak dibaca panjang.
Contoh: ﻟﻢ ﻳﻨﺘﻪ ﻟﻨﺴﻔﻌﺎ
II. Adapun pembagian mad Fari adalah sebagai berikut:
- Mad Fari yang bertemu dengan hamzah ada 3 macam:
a. Mad Wajib Muttashil, yaitu apabila terdapat mad
bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Panjangnya
4 harakat ketika washal, sedangkan dalam keadaan
waqaf boleh dibaca 4, 5 atau 6 harakat.
Contoh: ﺇﺫﺍ ﺟﺎﺀ ﻧﺼﺮ ﺍﷲ ﻣﻦ ﻳﻌﻤﻞ ﺳﻮﺀﺍ
b. Mad Jaiz Munfashil, yaitu apabila terdapat mad
bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah.
Panjangnya 4 atau 5 harakat.
Contoh: ﺍﷲ ﻭﻣﺎ ﺃﻣﺮﻭﺍ ﺇﻻ ﻟﻴﻌﺒﺪﻭﺍ ﻓﻲ ﺃﺣﺴﻦ
ﺗﻘﻮﻳﻢ
c. Mad Shilah Thawilah, yaitu apabila terdapat ha
dhamir bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang
terpisah. Panjangnya 4 atau 5 harakat.
Contoh: ﺃﻥ ﻣﺎﻟﻪ ﺃﺧﻠﺪﻩ ﻳﺸﻔﻊ ﻋﻨﺪﻩ ﺇﻻ ﺑﺈﺫﻧﻪ
- Mad Fari yang bertemu dengan Sukun atau Tasydid
ada 5 macam:
a. Mad Farqi, yaitu mad badal sesudahnya berupa
huruf yang bertasydid. Panjang 6 harakat. Mad ini hanya
terjadi pada 2 kalimat dan terdapat di dalam tiga surat,
yakni surat Al-Anam : 143-144, Yunus : 59 dan An-
Naml : 59.
Lafazhnya: ﻗﻞ ﺀ ﺍﻟﺬﻛﺮﻳﻦ ﺀ ﺍﷲ ﺧﻴﺮ
b. Mad Lazim Kilmiy Mutsaqqal, yaitu apabila huruf
atau bacaan mad sesudahnya berupa huruf yang
bertasydid. Panjangnya 6 harakat.
Contoh: ﻣﻦ ﺩﺍﺑﺔ ﺣـﺎﺝ ﺗﺤـﺎﺿﻮﻥ
c. Mad Lazim Kilmiy Mukhoffaf, yaitu mad badal
sesudahnya terdapat huruf sukun. Panjangnya 6
harakat, dan mad ini hanya terdapat pada surat Yunus:
51 dan 91. Contoh: ﺀﺍﻟـﻦ ﻭﻗﺪ ﻛﻨﺘﻢ ﺑﻪ ﺗﺴﺘﻌﺠﻠﻮﻥ
d. Mad Lazim Harfiy Mutsaqqal, yaitu mad yang
terjadi pada huruf Muqaththaah yang terdapat di
sebagian beberapa awal surat. Cara membaca huruf
tersebut sesuai dengan nama hurufnya, dibaca panjang
6 harakat dan diidghamkan. Contoh: ﺍﻟـﻢ = ﺃﻟﻒ ﻻﻡ
ﻣﻴﻢ ﻃﺴﻢ = ﻃﺎ ﺳﻴﻦ ﻣﻴﻢ
e. Mad Lazim Harfiy Mukhaffaf, yaitu mad yang
terjadi pada huruf Muqaththaah yang terdapat
disebagian beberapa awal surat. Cara membaca huruf
tersebut sesuai dengan nama hurufnya, dibaca panjang
6 harakat, tetapi tanpa diidghamkan. Contoh: ﻕ = ﻗﺎﻑ
ﻋﺴﻖ = ﻋﻴﻦ ﺳﻴﻦ ﻗﺎﻑ
- Mad Fari karena waqaf, ada 2 macam:
a. Mad Aridh Lissukun, yaitu apabila mad thabii
jatuh sebelum huruf yang diwaqafkan. Panjangnya boleh
2, 4 atau 6 harakat.
Contoh: ﺇﻥ ﻛﻨﺘﻢ ﻣﺆﻣﻨﻴﻦ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ
b. Mad Liin, yaitu apabila berhenti pada suatu huruf
sebelumnya berupa waw sukun atau ya sukun yang
didahului oleh huruf berharakat fat-hah. Panjangnya
boleh 2, 4 atau 6 harakat.
Contoh: ﺧﻮﻑ ﺍﻟﺼﻴﻒ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﺜﻞ
ﺍﻟﺴﻮﺀ
6. AT-TAFKHIM DAN AT-TARQIQ
Tafkhim berarti menebalkan suara huruf, sedangkan
Tarqiq adalah menipiskannya. Tafkhim dan Tarqiq
terdapat pada 3 hal :
a. Lafazh Jalalah, yaitu lafazh Allah. Al Jalalah
maknanya adalah kebesaran atau keagungan. Cara
membacanya ada dua macam, yaitu tafkhim dan tarqiq.
Lafazh Jalalah dibaca tafkhim apabila keadaannya
sebagai berikut:
- Berada di awal susunan kalimat atau disebut
Mubtada (Istilah tata bahasa Arab). Contoh: ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﺇﻟـﻪ
ﺇﻻ ﻫﻮ ﺍﻟﺤﻲ ﺍﻟﻘﻴﻮﻡ
- Apabila Lafazh Jalalah berada setelah huruf
berharakat fat-hah.
Contoh: ﻗﻞ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺣﺪ
- Apabila Lafazh Jalalah berada setelah huruf
berharakat dhammah.
Contoh: ﻧﺎﺭ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻤﻮﻗﺪﺓ
Sedangkan dibaca Tarqiq apabila sebelum lafazh Jalalah
huruf berharakat kasroh. Contoh: ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ
ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
b. Huruf-huruf Istila ( ﺥ
ﻅ )
Semua huruf istila harus dibaca tafkhim, dengan dua
tingkatan. Pertama, tingkatan tafkhim yang kuat, yakni
ketika sedang berharakat fat-hah atau dhammah.
Kedua, adalah tingkatan tafkhim yang lebih ringan, yakni
ketika berharakat kasrah atau ketika sukun dengan
huruf sebelumnya berharakat kasrah. Juga harus dibaca
tafkhim apabila nun mati atau tanwin (hukum ikhfa
haqiqi) bertemu dengan huruf istila, kecuali apabila
bertemu dengan huruf ghain dan kha. Sebaliknya,
seluruh huruf istifal (huruf-huruf selain huruf istila)
harus dibaca tarqiq, kecuali ra dan lam pada lafazh
jalalah.
c. Huruf Ra, dibacanya tafkhim apabila:
- Ketika berharakat fat-hah.
- Ketika berharakat dhammah.
- Ra sukun sebelumnya berharakat fat-hah.
- Ra sukun sebelumnya huruf berharakat dhammah.
- Ra sukun karena waqaf sebelumnya huruf
berharakat fat-hah.
- Ra sukun karena waqaf sebelumnya huruf
berharakat dhamaah.
- Ra sukun karena waqaf sebelumnya alif.
- Ra sukun karena waqaf sebelumnya waw.
- Ra sukun karena waqaf sebelumnya huruf yang mati,
dan didahului huruf
fat-hah atau dhammah.
- Ra sukun sebelumnya hamzah washal.
- Ra sukun sebelumnya huruf berharakat kasrah dan
sesudahnya huruf istila
tidak berharakat kasrah serta berada dalam satu
kalimat.
Sedangkan huruf Ra dibaca tarqiq apabila keadaannya
sebagai berikut:
- Ra berharakat kasrah.
- Ra sukun sebelumnya berharakat kasrah dan
sesudahnya bukan huruf isti-
la, atau bertemu huruf istila namun dalam kata yang
terpisah.
- Ra sukun karena waqaf sebelumnya huruf kasrah
atau ya sukun.
- Ra sukun karena waqaf sebelumnya bukan huruf
istila dan sebelumnya di
dahului oleh kasrah.
Kemudian Ra yang boleh dibaca tafkhim atau tarqiq:
- Ra sukun sebelum berharakat kasrah dan sesudahnya
huruf istila berhara-
kat kasrah.
- Ra sukun karena waqaf, sebelumnya huruf istila
sukun yang diawali de-
ngan huruf berharakat kasrah.
- Ra sukun karena waqaf dan setelahnya terdapat ya
terbuang.
7. IDGHAM
Idgham artinya memasukkan atau melebur huruf. Idgham
dibagi 3 yaitu:
a. Idgham Mutamatsilain, yaitu apabila
berhadapannya dua huruf yang sama makhraj dan
sifatnya.
Contoh: ﺍﺿﺮﺏ ﺑﻌﺼﺎﻙ ﺍﻟﺤﺠﺮ ﻭﻗﺪ ﺩﺧﻠﻮﺍ
ﻳﺪﺭﻛـﻜﻢ ﺍﻟﻤﻮﺕ
b. Idgham Mutajanisain, yaitu apabila berhadapannya
dua huruf yang sama makhrajnya, namun sifatnya
berlainan. Yaitu pada makhraj huruf:
( ﻁ-ﺩ-ﺕ( )ﻅ-ﺫ-ﺙ( )ﻡ-ﺏ )
Contoh: ﻗـﺪ ﺗﺒﻴـﻦ dibaca langsung masuk ke huruf ta
ﺍﺭﻛﺐ ﻣﻌﻨـﺎ dibaca langsung masuk ke huruf mim
c. Idgham Mutaqaribain, yaitu apabila
berhadapannya dua huruf yang ham-pir sama makhraj
dan sifatnya. Yaitu pada huruf ﻕ ﻙ dan ﻝ ﺭ .
Contoh: ﺃﻟﻢ ﻧﺨﻠﻘـﻜﻢ dibaca tanpa meng-qalqalah-kan
qaf
ﻭﻗﻞ ﺭﺏ dibaca tanpa menampakkan lam
8. TANDA-TANDA WAQAF (BERHENTI)
- ﻡ yaitu tanda waqaf yang menunjukkan penekanan
untuk berhenti.
- ﻻ yaitu tanda waqaf yang menunjukkan dilarang
berhenti secara total (tidak melanjutkan membaca lagi),
jika sekedar mengambil nafas dibolehkan.
- ﺻﻠﻰ yaitu tanda waqaf boleh berhenti, namun
washal lebih utama.
- ﺝ yaitu tanda waqaf yang menunjukkan waqaf atau
washal sama saja.
- ﻗﻠﻰ yaitu tanda waqaf yang menunjukkan lebih baik
berhenti.
- yaitu tanda waqaf agar berhenti pada salah satu
kata.
9. ISTILAH-ISTILAH DALAM AL-QURAN
a. Sajdah. Pada ayat-ayat sajdah disunahkan
melakukan sujud tilawah. Sujud ini dilakukan di dalam atau
diluar shalat, disunahkan pula bagi yang membaca dan
yang mendengarkannya. Hanya saja ketika didalam
shalat, sujud atau tidaknya tergantung pada imam. Jika
imam sujud, makmum harus mengikuti, dan begitu pula
sebaliknya. Ayat Sajdah terdapat dalam surat: 7:206,
13:15, 16:50, 17:109, 19:58, 22:18, 22:77, 25:60,
27:26, 32:15, 38:24, 41:37, 53:62, 84:21, 96:19.
b. Saktah ( ﺱ ) yaitu berhenti sejenak tanpa
bernafas. Ada didalam surat: 18:1-2, 36:52, 75:27,
83:14. Contoh: ﻛﻼ ﺑﻞ ﺭﺍﻥ
c. Isymam, yaitu menampakkan dhammah yang
terbuang dengan isyarat bibir. Isymam hanya ada di surat
Yusuf ayat 11, pada lafazh ﻻ ﺗﺄﻣﻨﺎ
d. Imalah, artinya pembacaan fat-hah yang miring ke
kasrah. Imalah ada di dalam surat Hud ayat 41, pada
lafazh ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺠﺮﻫﺎ dibaca MAJREHA.
e. Tas-hil, artinya membaca hamzah yang kedua
dengan suara yang ringan atau samar. Tas-hil dibaca
dengan suara antara hamzah dan alif. Terdapat di dalam
surat Fushshilat ayat 44, pada lafazh ﺃﺃﻋﺠﻤﻲ
hamzah yang kedua terdengar seperti ha.
f. Nun Al-Wiqayah, yaitu nun yang harus dibaca
kasrah ketika tanwin bertemu hamzah washal, agar
tanwin tetap terjaga.
Contoh: ﻧﻮﺡ ﺍﺑﻨﻪ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﺍﻟﺬﻱ
g. Ash-Shifrul Mustadir, yaitu berupa tanda (O) di
atas huruf mad yang menunjukkan bahwa mad tersebut
tidak dibaca panjang, baik ketika washal maupun waqaf
(bentuknya bulatan sempurna, dan biasanya terdapat di
mushaf-mushaf timur tengah).
Contoh: ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻛﻔﺮﻭﺍ
h. Ash-Shifrul Mustathilul Qaim, yaitu berupa
bulatan lonjong tegak (0) biasanya diletakkan di atas
mad. Mad tersebut tidak dibaca panjang ketika washal,
namun dibaca panjang ketika waqaf.
Contoh: ﺃﻧﺎ ﺧﻴﺮ ﻟﻜﻨﺎ
i. Naql, yaitu memindahkan harakat hamzah pada huruf
sebelumnya.
Contoh: ﺑﺌﺲ ﺍﻻﺳﻢ dibaca ﺑﺌﺴﻟﺴﻢ