Minggu, 19 Oktober 2014

Ilmu Tadjwid



1. HUKUM NUN MATI
- Izh-har Halqi, yaitu pembacaan nun mati atau
tanwin yang sesuai makhroj-nya (tidak di-ghunnah-
kan) apabila bertemu dengan salah satu huruf izhhar.
Huruf-huruf izhhar adalah : ﺀ ـ ﺓ ـ ﻉ ـ ﺡ ـ ﻍ ـ ﺥ
Contoh-contoh izhhar:
ﻣﻦ ﻫﺎﺩ ـ ﻣﻦ ﻋﻠﻢ ـ ﻋﻴﻦ ﺀﺍﻧﻴﺔ ـ ﻓﺮﻳﻘﺎ ﻫﺪﻯ ـ
ﻳﻨﻬﻮﻥ ـ ﺃﻧﻌﻤﺖ
- Idgham, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin
secara lebur ketika bertemu huruf-huruf idgham, atau
pengucapan dua huruf seperti dua huruf yang di-
tasydid-kan. Ketentuan ini berlaku ketika pertemuan
nun mati dengan huruf idgham dalam dua kata yang
terpisah. Idgham dibagi dua yaitu:
> Idgham bil ghunnah atau maal ghunnah (yang harus
digunakan)
> Idgham bila ghunnah (yang tidak boleh digunakan)
Huruf-huruf idgham bil ghunnah : ﻱ ـ ﻥ ـ ﻡ ـ ﻭ
Huruf-huruf idgham bila ghunnah : ﻝ ـ ﺭ
Contoh-contoh idgham :
ﺃﻥ ﻳﻀﺮﺏ ـ ﺧﻴﺮﺍ ﻳﺮﺍﻩ ـ ﻣﺎﻻ ﻟﺒﺪﺍ ـ ﺃﻥ ﻟﻢ
Dikecualikan empat kata yang tidak boleh dibaca sesuai
dengan kaidah ini, karena pertemuan nun mati dengan
huruf idgham dalam satu kata. Cara membacanya harus
jelas dan disebut izhhar muthlaq, yaitu:
ﺍﻟﺪﻧﻴﺎ ـ ﺑﻨﻴﺎﻥ ـ ﻗﻨﻮﺍﻥ ـ ﺻﻨﻮﺍﻥ
- Iqlab, yaitu pengucapan nun mati atau tanwin yang
bertemu dengan huruf ba yang berubah menjadi mim dan
disertai dengan ghunnah.
Contoh-contoh iqlab: ﺃﻥ ﺑﻮﺭﻙ ـ ﻳﻨﺒﻮﻉ ـ ﺳﻤﻴﻊ ﺑﺼﻴﺮ
- Ikhfa Haqiqi, yaitu pengucapan nun mati atau
tanwin ketika bertemu dengan huruf-huruf ikhfa
memiliki sifat antara izhhar dan idgham dengan disertai
ghunnah. Huruf-huruf ikhfa berjumlah 15, yaitu:
ﺹ ـ ﺫ ـ ﺙ ـ ﻙ ـ ﺝ ـ ﺵ ـ ﻕ ـ ﺱ ـ ﺩ ـ ﻁ ـ ﺯ ـ ﻑ
ـ ﺕ ـ ﺽ ـ ﻅ
Contoh ikhfa haqiqi: ﻣﻦ ﺻﻴﺎﻡ ـ ﻓﺎﻧﺼﺮﻧﺎ ـ ﻣﺎﺀ ﺛﺠﺎﺟﺎ
ـ ﻗﻮﻻ ﺳﺪﻳﺪﺍ
2. HUKUM MIM MATI
- Ikhfa Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu
dengan ba. Cara pengucapannya mim tampak samar
(bibir tanpa ditekan kuat) disertai dengan ghunnah.
Contoh: ﺗﺮﻣﻴﻬﻢ ﺑﺤﺠﺎﺭﺓ
- Idgham Mitslain, atau idgham mimi yaitu apabila mim
mati bertemu dengan mim. Cara pengucapannya harus
disertai dengan ghunnah.
Contoh: ﺇﻧﻬﺎ ﻋﻠﻴﻬﻢ ﻣﺆﺻﺪﺓ
- Izh-har Syafawi, yaitu apabila mim mati bertemu
dengan selain huruf mim dan ba. Cara pengucapannya
adalah mim harus dibaca jelas, harus tampak jelas tanpa
ghunnah, terutama ketika bertemu dengan fa dan waw.
Sedikitpun mim tidak boleh terpengaruh makhroj fa dan
waw walaupun makhrojnya berdekatan/sama. Contoh:
ﺃﻟﻢ ﺗﺮ ﻛﻴﻒ ـ ﻫﻢ ﻓﻴﻬﺎ ﺧﺎﻟﺪﻭﻥ
3. HUKUM MIM DAN NUN BERTASYDID
Setiap mim dan nun yang bertasydid wajib dighunnahkan.
Ketika membaca mim yang bertasydid cara membacanya
bibir harus merapat dengan sempurna, dan ketika
membaca nun yang bertasydid ujung lidah harus
menempel pada makhroj nun dengan sempurna/kuat.
Contoh:
ﻋﻢ ﻳﺘﺴﺎﺀﻟﻮﻥ ـ ﻓﺄﻣﻪ ﻫﺎﻭﻳﺔ ـ ﻳـﺄﻳﻬﺎﺍﻟﻤﺰﻣﻞ
4. HUKUM LAM TARIF (ALIF LAM)
Berdasarkan cara pembacaannya ini, alif lam dibagi
menjadi dua macam :
- Alif Lam Qamariyah, yakni alif lam harus dibaca
jelas ketika menghadapi huruf-huruf berikut: ﺀ ـ ﺏ ـ ﻍ
ـ ﺡ ـ ﺝ ـ ﻙ ـ ﻭ ـ ﺥ ـ ﻑ ـ ﻉ ـ ﻕ ـ ﻱ ـ ﻡ ـ ﻩ
Contoh : ﺍﻟﺨﺎﻟﻖ ـ ﺍﻟﻌﻠﻢ ـ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ـ ﺍﻟﻤﺮﺟﺎﻥ ـ ﺍﻟﺠﻨﺔ
- Alif Lam Syamsiyah, yakni alif lam harus dibaca
idgham (masuk ke dalam huruf berikutnya) apabila
bertemu dengan huruf-huruf berikut:
ﻁ ـ ﺙ ـ ﺹ ـ ﺭ ـ ﺕ ـ ﺽ ـ ﺫ ـ ﻥ ـ ﺩ ـ ﺱ ـ ﻅ ـ ﺯ
ـ ﺵ ـ ﻝ
Contoh: ﺍﻟﻨﻮﺭ ـ ﺍﻟﺪﻳﻦ ـ ﺍﻟﺼﻼﺓ ـ ﺍﻟﻠﻴﻞ
5. HUKUM MAD
Mad adalah memanjangkan lama suara ketika
mengucapkan huruf mad. Huruf mad ada tiga yaitu :
- ﻭ (waw sukun) yang huruf sebelumnya berharokat
dhommah.
- ﻱ (ya sukun) yang huruf sebelumnya berharokat
kasrah.
- ﺍ (alif) yang huruf sebelumnya berharakat fat-hah.
Contoh: ﻧﻮﺣﻴـﻬـﺎ
Mad secara umum terbagi menjadi dua, yaitu Mad Ashli
dan Mad Fari.
I. Adapun pembagian mad Ashli adalah sebagai berikut:
a. Mad Thabii, yaitu mad yang tidak terpengaruhi oleh
sebab hamzah atau sukun, tetapi didalamnya ada salah
satu huruf mad yang tiga; alif, ya, waw. Contoh: ﺇﻳﺎﻙ
ﻳﺪﺧﻠﻮﻥ ﻓﻲ ﺟﻴﺪﻫﺎ
b. Mad Badal, yaitu apabila terdapat hamzah bertemu
dengan mad. Panjangnya 2 harakat.
Contoh: ﺃﻭﺗﻲ ﺀﺍﺩﻡ ﺇﻳﻤﺎﻥ ﺍﻳﺘﻮﻧﻲ
c. Mad Iwadh, yaitu berhenti pada huruf yang
bertanwin fat-hah. Panjangnya 2 harakat. Catatan:
Huruf Hamzah yang bertanwin fat-hah terkadang
disudahi dengan alif, atau terkadang didahului alif, cara
membaca tetap sama 2 harakat. Dan pengecualian
berhenti pada Ta Marbuthah yang bertanwin fat-hah
cara membacanya ta harus mati dan berubah menjadi
Ha.
Contoh: ﻋﻠﻴﻤﺎ ﺣﻜﻴﻤﺎ ﻏﻔﻮﺭﺍ ﺭﺣﻴﻤﺎ ﻟﻴﺴﻮﺍ
ﺳﻮﺍﺀ ﺟﺰﺀﺍ
d. Mad Tamkin, yaitu apabila terdapat ya bertasydid
bertemu dengan ya sukun. Panjangnya 2 harakat.
Contoh: ﻭﺇﺫﺍ ﺣﻴﻴﺘﻢ ﻓﻲ ﺍﻷﻣﻴﻴﻦ
e. Mad Shilah Qashirah, yaitu apabila terdapat ha
dhamir (bunyi hu atau hi) bertemu dengan selain
hamzah. Panjangnya 2 harakat.
Contoh: ﻭﺍﻣﺮﺃﺗﻪ ﺣﻤﺎﻟﺔ ﺍﻟﺤﻄﺐ ﻻ ﺗﺄﺧﺬﻩ ﺳﻨﺔ ﻭﻻ
ﻧﻮﻡ
Keterangan:
- Ha dhamir tidak dibaca panjang 2 harakat apabila
salah satu huruf sesudah atau sebelumnya mati. Kecuali
ayat 69 didalam surah Al-Furqan, yaitu:
ﻭﻳﺨﻠﺪ ﻓﻴﻪ ﻣﻬﺎﻧﺎ maka ha dibaca panjang 2 harakat
walaupun sebelumnya didahului huruf mati. Mad ini
disebut Mad Al-Mubalaghah.
- Selain ha dhamir tidak dibaca panjang.
Contoh: ﻟﻢ ﻳﻨﺘﻪ ﻟﻨﺴﻔﻌﺎ
II. Adapun pembagian mad Fari adalah sebagai berikut:
- Mad Fari yang bertemu dengan hamzah ada 3 macam:
a. Mad Wajib Muttashil, yaitu apabila terdapat mad
bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. Panjangnya
4 harakat ketika washal, sedangkan dalam keadaan
waqaf boleh dibaca 4, 5 atau 6 harakat.
Contoh: ﺇﺫﺍ ﺟﺎﺀ ﻧﺼﺮ ﺍﷲ ﻣﻦ ﻳﻌﻤﻞ ﺳﻮﺀﺍ
b. Mad Jaiz Munfashil, yaitu apabila terdapat mad
bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang terpisah.
Panjangnya 4 atau 5 harakat.
Contoh: ﺍﷲ ﻭﻣﺎ ﺃﻣﺮﻭﺍ ﺇﻻ ﻟﻴﻌﺒﺪﻭﺍ ﻓﻲ ﺃﺣﺴﻦ
ﺗﻘﻮﻳﻢ
c. Mad Shilah Thawilah, yaitu apabila terdapat ha
dhamir bertemu dengan hamzah dalam kalimat yang
terpisah. Panjangnya 4 atau 5 harakat.
Contoh: ﺃﻥ ﻣﺎﻟﻪ ﺃﺧﻠﺪﻩ ﻳﺸﻔﻊ ﻋﻨﺪﻩ ﺇﻻ ﺑﺈﺫﻧﻪ
- Mad Fari yang bertemu dengan Sukun atau Tasydid
ada 5 macam:
a. Mad Farqi, yaitu mad badal sesudahnya berupa
huruf yang bertasydid. Panjang 6 harakat. Mad ini hanya
terjadi pada 2 kalimat dan terdapat di dalam tiga surat,
yakni surat Al-Anam : 143-144, Yunus : 59 dan An-
Naml : 59.
Lafazhnya: ﻗﻞ ﺀ ﺍﻟﺬﻛﺮﻳﻦ ﺀ ﺍﷲ ﺧﻴﺮ
b. Mad Lazim Kilmiy Mutsaqqal, yaitu apabila huruf
atau bacaan mad sesudahnya berupa huruf yang
bertasydid. Panjangnya 6 harakat.
Contoh: ﻣﻦ ﺩﺍﺑﺔ ﺣـﺎﺝ ﺗﺤـﺎﺿﻮﻥ
c. Mad Lazim Kilmiy Mukhoffaf, yaitu mad badal
sesudahnya terdapat huruf sukun. Panjangnya 6
harakat, dan mad ini hanya terdapat pada surat Yunus:
51 dan 91. Contoh: ﺀﺍﻟـﻦ ﻭﻗﺪ ﻛﻨﺘﻢ ﺑﻪ ﺗﺴﺘﻌﺠﻠﻮﻥ
d. Mad Lazim Harfiy Mutsaqqal, yaitu mad yang
terjadi pada huruf Muqaththaah yang terdapat di
sebagian beberapa awal surat. Cara membaca huruf
tersebut sesuai dengan nama hurufnya, dibaca panjang
6 harakat dan diidghamkan. Contoh: ﺍﻟـﻢ = ﺃﻟﻒ ﻻﻡ
ﻣﻴﻢ ﻃﺴﻢ = ﻃﺎ ﺳﻴﻦ ﻣﻴﻢ
e. Mad Lazim Harfiy Mukhaffaf, yaitu mad yang
terjadi pada huruf Muqaththaah yang terdapat
disebagian beberapa awal surat. Cara membaca huruf
tersebut sesuai dengan nama hurufnya, dibaca panjang
6 harakat, tetapi tanpa diidghamkan. Contoh: ﻕ = ﻗﺎﻑ
ﻋﺴﻖ = ﻋﻴﻦ ﺳﻴﻦ ﻗﺎﻑ
- Mad Fari karena waqaf, ada 2 macam:
a. Mad Aridh Lissukun, yaitu apabila mad thabii
jatuh sebelum huruf yang diwaqafkan. Panjangnya boleh
2, 4 atau 6 harakat.
Contoh: ﺇﻥ ﻛﻨﺘﻢ ﻣﺆﻣﻨﻴﻦ ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ
b. Mad Liin, yaitu apabila berhenti pada suatu huruf
sebelumnya berupa waw sukun atau ya sukun yang
didahului oleh huruf berharakat fat-hah. Panjangnya
boleh 2, 4 atau 6 harakat.
Contoh: ﺧﻮﻑ ﺍﻟﺼﻴﻒ ﺍﻟﺒﻴﺖ ﻋﻠﻴﻪ ﻣﺜﻞ
ﺍﻟﺴﻮﺀ
6. AT-TAFKHIM DAN AT-TARQIQ
Tafkhim berarti menebalkan suara huruf, sedangkan
Tarqiq adalah menipiskannya. Tafkhim dan Tarqiq
terdapat pada 3 hal :
a. Lafazh Jalalah, yaitu lafazh Allah. Al Jalalah
maknanya adalah kebesaran atau keagungan. Cara
membacanya ada dua macam, yaitu tafkhim dan tarqiq.
Lafazh Jalalah dibaca tafkhim apabila keadaannya
sebagai berikut:
- Berada di awal susunan kalimat atau disebut
Mubtada (Istilah tata bahasa Arab). Contoh: ﺍﻟﻠﻪ ﻻ ﺇﻟـﻪ
ﺇﻻ ﻫﻮ ﺍﻟﺤﻲ ﺍﻟﻘﻴﻮﻡ
- Apabila Lafazh Jalalah berada setelah huruf
berharakat fat-hah.
Contoh: ﻗﻞ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺣﺪ
- Apabila Lafazh Jalalah berada setelah huruf
berharakat dhammah.
Contoh: ﻧﺎﺭ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﻤﻮﻗﺪﺓ
Sedangkan dibaca Tarqiq apabila sebelum lafazh Jalalah
huruf berharakat kasroh. Contoh: ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺣﻤﻦ
ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ
b. Huruf-huruf Istila ( ﺥ
ﻅ )
Semua huruf istila harus dibaca tafkhim, dengan dua
tingkatan. Pertama, tingkatan tafkhim yang kuat, yakni
ketika sedang berharakat fat-hah atau dhammah.
Kedua, adalah tingkatan tafkhim yang lebih ringan, yakni
ketika berharakat kasrah atau ketika sukun dengan
huruf sebelumnya berharakat kasrah. Juga harus dibaca
tafkhim apabila nun mati atau tanwin (hukum ikhfa
haqiqi) bertemu dengan huruf istila, kecuali apabila
bertemu dengan huruf ghain dan kha. Sebaliknya,
seluruh huruf istifal (huruf-huruf selain huruf istila)
harus dibaca tarqiq, kecuali ra dan lam pada lafazh
jalalah.
c. Huruf Ra, dibacanya tafkhim apabila:
- Ketika berharakat fat-hah.
- Ketika berharakat dhammah.
- Ra sukun sebelumnya berharakat fat-hah.
- Ra sukun sebelumnya huruf berharakat dhammah.
- Ra sukun karena waqaf sebelumnya huruf
berharakat fat-hah.
- Ra sukun karena waqaf sebelumnya huruf
berharakat dhamaah.
- Ra sukun karena waqaf sebelumnya alif.
- Ra sukun karena waqaf sebelumnya waw.
- Ra sukun karena waqaf sebelumnya huruf yang mati,
dan didahului huruf
fat-hah atau dhammah.
- Ra sukun sebelumnya hamzah washal.
- Ra sukun sebelumnya huruf berharakat kasrah dan
sesudahnya huruf istila
tidak berharakat kasrah serta berada dalam satu
kalimat.
Sedangkan huruf Ra dibaca tarqiq apabila keadaannya
sebagai berikut:
- Ra berharakat kasrah.
- Ra sukun sebelumnya berharakat kasrah dan
sesudahnya bukan huruf isti-
la, atau bertemu huruf istila namun dalam kata yang
terpisah.
- Ra sukun karena waqaf sebelumnya huruf kasrah
atau ya sukun.
- Ra sukun karena waqaf sebelumnya bukan huruf
istila dan sebelumnya di
dahului oleh kasrah.
Kemudian Ra yang boleh dibaca tafkhim atau tarqiq:
- Ra sukun sebelum berharakat kasrah dan sesudahnya
huruf istila berhara-
kat kasrah.
- Ra sukun karena waqaf, sebelumnya huruf istila
sukun yang diawali de-
ngan huruf berharakat kasrah.
- Ra sukun karena waqaf dan setelahnya terdapat ya
terbuang.
7. IDGHAM
Idgham artinya memasukkan atau melebur huruf. Idgham
dibagi 3 yaitu:
a. Idgham Mutamatsilain, yaitu apabila
berhadapannya dua huruf yang sama makhraj dan
sifatnya.
Contoh: ﺍﺿﺮﺏ ﺑﻌﺼﺎﻙ ﺍﻟﺤﺠﺮ ﻭﻗﺪ ﺩﺧﻠﻮﺍ
ﻳﺪﺭﻛـﻜﻢ ﺍﻟﻤﻮﺕ
b. Idgham Mutajanisain, yaitu apabila berhadapannya
dua huruf yang sama makhrajnya, namun sifatnya
berlainan. Yaitu pada makhraj huruf:
( ﻁ-ﺩ-ﺕ( )ﻅ-ﺫ-ﺙ( )ﻡ-ﺏ )
Contoh: ﻗـﺪ ﺗﺒﻴـﻦ dibaca langsung masuk ke huruf ta
ﺍﺭﻛﺐ ﻣﻌﻨـﺎ dibaca langsung masuk ke huruf mim
c. Idgham Mutaqaribain, yaitu apabila
berhadapannya dua huruf yang ham-pir sama makhraj
dan sifatnya. Yaitu pada huruf ﻕ ﻙ dan ﻝ ﺭ .
Contoh: ﺃﻟﻢ ﻧﺨﻠﻘـﻜﻢ dibaca tanpa meng-qalqalah-kan
qaf
ﻭﻗﻞ ﺭﺏ dibaca tanpa menampakkan lam
8. TANDA-TANDA WAQAF (BERHENTI)
- ﻡ yaitu tanda waqaf yang menunjukkan penekanan
untuk berhenti.
- ﻻ yaitu tanda waqaf yang menunjukkan dilarang
berhenti secara total (tidak melanjutkan membaca lagi),
jika sekedar mengambil nafas dibolehkan.
- ﺻﻠﻰ yaitu tanda waqaf boleh berhenti, namun
washal lebih utama.
- ﺝ yaitu tanda waqaf yang menunjukkan waqaf atau
washal sama saja.
- ﻗﻠﻰ yaitu tanda waqaf yang menunjukkan lebih baik
berhenti.
- yaitu tanda waqaf agar berhenti pada salah satu
kata.
9. ISTILAH-ISTILAH DALAM AL-QURAN
a. Sajdah. Pada ayat-ayat sajdah disunahkan
melakukan sujud tilawah. Sujud ini dilakukan di dalam atau
diluar shalat, disunahkan pula bagi yang membaca dan
yang mendengarkannya. Hanya saja ketika didalam
shalat, sujud atau tidaknya tergantung pada imam. Jika
imam sujud, makmum harus mengikuti, dan begitu pula
sebaliknya. Ayat Sajdah terdapat dalam surat: 7:206,
13:15, 16:50, 17:109, 19:58, 22:18, 22:77, 25:60,
27:26, 32:15, 38:24, 41:37, 53:62, 84:21, 96:19.
b. Saktah ( ﺱ ) yaitu berhenti sejenak tanpa
bernafas. Ada didalam surat: 18:1-2, 36:52, 75:27,
83:14. Contoh: ﻛﻼ ﺑﻞ ﺭﺍﻥ
c. Isymam, yaitu menampakkan dhammah yang
terbuang dengan isyarat bibir. Isymam hanya ada di surat
Yusuf ayat 11, pada lafazh ﻻ ﺗﺄﻣﻨﺎ
d. Imalah, artinya pembacaan fat-hah yang miring ke
kasrah. Imalah ada di dalam surat Hud ayat 41, pada
lafazh ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﺠﺮﻫﺎ dibaca MAJREHA.
e. Tas-hil, artinya membaca hamzah yang kedua
dengan suara yang ringan atau samar. Tas-hil dibaca
dengan suara antara hamzah dan alif. Terdapat di dalam
surat Fushshilat ayat 44, pada lafazh ﺃﺃﻋﺠﻤﻲ
hamzah yang kedua terdengar seperti ha.
f. Nun Al-Wiqayah, yaitu nun yang harus dibaca
kasrah ketika tanwin bertemu hamzah washal, agar
tanwin tetap terjaga.
Contoh: ﻧﻮﺡ ﺍﺑﻨﻪ ﺟﻤﻴﻌﺎ ﺍﻟﺬﻱ
g. Ash-Shifrul Mustadir, yaitu berupa tanda (O) di
atas huruf mad yang menunjukkan bahwa mad tersebut
tidak dibaca panjang, baik ketika washal maupun waqaf
(bentuknya bulatan sempurna, dan biasanya terdapat di
mushaf-mushaf timur tengah).
Contoh: ﻟﻢ ﻳﻜﻦ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻛﻔﺮﻭﺍ
h. Ash-Shifrul Mustathilul Qaim, yaitu berupa
bulatan lonjong tegak (0) biasanya diletakkan di atas
mad. Mad tersebut tidak dibaca panjang ketika washal,
namun dibaca panjang ketika waqaf.
Contoh: ﺃﻧﺎ ﺧﻴﺮ ﻟﻜﻨﺎ
i. Naql, yaitu memindahkan harakat hamzah pada huruf
sebelumnya.
Contoh: ﺑﺌﺲ ﺍﻻﺳﻢ dibaca ﺑﺌﺴﻟﺴﻢ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar